Sistem Pengapian Konvensional, Inilah Asal Mula Rangkaian Sistem Pengapian Pada Kendaraan Bermotor
Sistem Pengapian Konvensional,- Pada sebuah motor pembakaran dalam atau disebut juga sebagai internal combustion engine akan menghasilkan sebuah tenaga dengan cara membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.
Perlu sahabat ketahui bahwasannya pada motor bensin, percikan bunga api pada busi atau spark plug dimanfaatkan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah terkompresikan oleh piston di dalam cylinder mesin. Akan tetapi pada motor diesel udara yang dihisap oleh mesin akan dikompresikan dengan tekanan yang sangat tinggi sehingga udara tersebut menjadi sangat panas, dan padas saat akhir langkah kompressi bahan bakar baru akan disemprotkan ke dalam cylinder, alhasil bahan bakar ini akan langsung terbakar secara serentak karena panas udara yang telah terkompresikan sebelumnya.
Seuai Penjelasan diatas, karena pada sebuah motor bensin proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara diawali oleh percikan bunga api tegangan tinggi dari spark plug atau busi, Maka beberapa cara atau sistem diperlukan untuk memperoleh arus tegangan tinggi ini.
Fungsi Sistem Pengapian
Sistem pengapian pada kendaraan bermotor bai sistem pengapian konvensional maupun sistem pengapian elektronik berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi 10 KiloVolt atau lebih dengan menggunakan ignition coil yang kemudian tegangan tinggi ini didistribusikan menuju masing-masing busi oleh distributor dan kabel tegangan tinggi sesuai urutan pengapian atau firing order.
Komponen Sistem Pengapian Konvensional
Tipe sistem pengapian pada kendaraan bermotor berdasarkan sumber tegangannya secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu sistem pengapian Magnet dan sistem pengapian Baterai. Sistem pengapian magnet tegangan sumber sistem pengapian berasal dari spull berupa arus bolak balik (AC) sedangkan Sistem pengapian baterai tegangan sumber sistem pengapian berasal dari baterai berupa searaah (DC).
Tipe sistem pengapian baterai inilah yang banyak sekali diaplikasikan pada seluruh kendaran bermotor bensin atau mobil karena sumber tegangan yang diperoleh dari baterai relatif stabil tidak tergantung dari kecepatan kendaraan seperti halnya tipe sistem pengapian magnet. Komponen sistem pengapian konvensional dalam hal ini sistem pengapian baterai terdiri dari baterai, ignition coil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi.
Jenis - Jenis Sistem Pengapian
Sebelum Kita membahas lebih lanjut terkait komponen sistem pengapian konvensional, perlu sahabat ketahui bahwa sistem pengapian jika ditinjau dari cara kerjanya dibagi menjadi 2 tipe sistem pengapian, yaitu:
A. Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional merupakan sebuah sistem pengapian yang paling awal pengaplikasiannya pada kendaraan bermotor. Sistem pengapian ini memanfaatkan sebuah kontak pemutus atau platina sebagai mekanisme penghubung dan pemutus aliran arus primer pada coil pengapian yang bekerja secara mekanis untuk menghasilkan tegangan tinggi pada busi.
B. Sistem Pengapian Elektronik
Secara garis besar sistem pengapian elektronik dapat dibedakan menjadi sistem pengapian semi transistor, sistem pengapian full transistor, Sistem pengapian CDI dan sistem pengapian DLI.
Perlu sahabat otomotif ketahui bahwa Sistem pengapian semi transistor, merupakan sebuah sistem pengapian semi elektronik masih menggunakan platina, akan tetapi platina pada sistem pengapian ini hanya sebagi pengendali untuk mengaktifkan sebuah transistor (transistor inilah yang nantinya akan memutus dan menghubungkan arus primer koil untuk menghasilkan tegangan tinggi pada busi. sedangkan sistem pengapian full transistor merupakan sebuah sistem pengapian elektronik yang sudah tidak mengaplikasikan lagi platina melainkan full menggunkan transistor dan pick up coil untuk memutus dan menghubungkan aliran arus primer koil untuk menghasilkan tegangan tinggi pada busi.
Sedangkan Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) merupakan sebuah tipe sistem pengapian elektronik yang memanfaatkan prinsip pengosongan arus (Discharge) pada sebuah Capasitor didalam unit CDI pengapian serta memanfaatkan SCR (Silicon Controlled Rectifier) untuk menghasilkan tegangan tinggi pada busi. adapun sistem pengapian DLI (Distributor less Igntion System) merupakan sistem pengapian elektronik baik yang menggunakan capasitor maupun transistor dengan tanpa menggunakan komponen distributor untuk membagikan arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh coil pengapian ke tiap busi. akan tetapi tegangan tinggi yang dihasilkan oleh coil langsung disalurkan ke busi sehingga kendaraan dengan sistem pengapian tipe ini bisanya pengaplikasiannya satu koil pengapian untuk 2 buah silinder atau bahkan satu koil pengapian untuk satu silinder mesin saja.
Pada ulasan kali ini kami akan mencoba membahas tentang komponen sistem pengapian konvensional pada sebuah mobil beserta fungsinya masing-masing, sedangkan untuk komponen sistem pengapian elektronik akan kami bahas pada ulasan selanjutnya, diantara komponen sistem pengapian konvensional yaitu:
Baterai (aki)
Komponen ini memiliki fungsi untuk menyiapkan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12V) untuk ignition coil atau koil pengapian pada sistem pengapian kendaraan bermotor.
Ignition Switch (Kunci Kontak)
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus tegangan rendah dari baterai menuju kumparan primer koil pada sistem pengapian.
Ignition Coil (Koil Pengapian)
Berfungsi untuk menaikkan tegangan rendah baterai 12 Volt yang diterima melalui kumparan primer koil menjadi tegangan tinggi sebesar 10 Kilovolt atau lebih untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi melalui prinsip induksi elektromagnetik.
Perlu sahabat otomotif ketahui bahwa pada sebuah ignition coil terdapat 2 buah kumparan , yaitu kumparan primer koil dan kumparan sekunder koil. pada kumparan primer dan sekunder ini digulung pada sebuah inti besi. Kumparan-kumparan inilh yang nantinya akan menaikkan tegangan rendah yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang sangat tinggi melalui induksi elektromagnet/ induksi magnet listrik (baik melalui induksi sendiri maupun induksi bersama). Agar tidak terjadi hubungan singkat (short circuit) pada lapisan kumparan yang berdekatan, maka antara lapisan satu dengan lapisan yang lain disekat dengan sebuah kertas yang memiliki tahanan sekat yang relatif tinggi. selain itu seluruh ruangan kosong di dalam tabung kumparan koil pengapian ini diisi dengan minyak atau campuran penyekat untuk menyerap panas yang dihasilkan saat koil pengapian ini bekerja.
Distributor
Distributor pada sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa bagian berikut:
- Cam (nok), Komponen ini berfungsi sebagai pembuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft yang tepat untuk masing-masing cylinder mesin.
- Breaker point (platina), Berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari kumparan primer coil menuju masa agar terjadi induksi elektromagnetik pada kumparan sekunder coil. Induksi akan terjadi ketika breaker point atau palitan terbuka atau memutus arus dari kumparan primer koil ke masa.
- Capasitor/Condenser, komponen ini berfungsi untuk menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan api atau bunga api listrik pada breaker point saat breaker point mulai membuka.
- Centrifugal Governor Advancer, Memiliki fungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
- Vacuum Advancer, Memiliki fungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (kevakum pada intake manifold).
- Rotor, komponen ini berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasiIkan oleh ignition coil ke tiap-tiap kabel tegangan tinggi pada distributor cap sesuai firing order.
- Distributor Cap, Berfungsi untuk meneruskan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-masing busi pada tiap cylinder mesin sesuai firing order .
- Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Cord), berfungsi sebagai Saluran untuk mengalirnya arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil Ke distributor cap dan dari distributor cap menuju ke busi masing-masing silinder mesin.
- Oktan Selektor, Oktan selector memiliki fungsi untuk melakukan penyetelan (memajukkan) saat pengapian sesuai dengan pemakaian jenis bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermotor. Perlu sahabat ketahui bahwa pada oktan selector terdapat tanda A ( berarti Advance atau maju) dan R (berarti Reverse atau mundur). Jika oktan selector sahabat putar ke arah A maka saat pengapian mobil sahabat akan menjadi maju dan jika oktan selector sahabat putar ke arah R maka saat pengapian mobil sahabat akan menjadi mundur. Pada prinsipnya jika sahabat menggunakan bahan bakar dengan angka oktan yang lebih tinggi maka saat pengapian harus dimajukan dan jika sahabat menggunakan bahan bakar dengan angka oktan yang lebih rendah maka saat pengapian harus di mundurkan dengan menggunakan oktan selektor ini.
Busi (Spark Plug)
Komponen ini memilii fungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda-nya untuk membakar campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar mesin.
Demikian ulasan kami tentang Sistem Pengapian Konvensional, Inilah Asal Mula Rangkaian Sistem Pengapian Pada Kendaraan Bermotor, Semoga dapat menambah wawasan kita semua, jangan lupa kunjungi artikel pilihan kami berikut ini.