Komponen CVT Dan Fungsinya - Penjelasan Sangat Mudah dipahami Meskipun Untuk Pemula
Komponen CVT dan Fungsinya,- Sepeda motor yang banyak mengaspal dijalanan indonesia saat ini didominasi oleh sepeda motor matic atau skutik, sepeda motor matik ini mengaplikasikan sebuah sistem pemindah daya yang disebut sistem CVT (Continuously Varible Transmission), yang mana penerus daya atau tenaga yang dihasilkan oleh mesin menuju ke roda penggeraknya menggunakan sebuah mekanisme V-Belt.
Sistem CVT ini akan membentuk rasio reduksi antara tenaga yang dihasilkan oleh mesin dengan roda penggerak secara otomatis sesuai dengan putaran mesin, sehingga dengan ini sahabat sebagai pengendara akan terbebas dari proses pemindahan gigi secara manual sehingga pengoperasian sepada motor tipe ini akan relatif lebih nyaman.
Kelebihan Sistem CVT
Berikut ini beberapa kelebihan atau keuntungan yang akan sahabat peroleh ketika sahabat menggunakan sepeda motor dengan sistem CVT ini:
- Dengan pengaplikasian sistem CVT maka perubahan kecepatan dan torsi kendaraan yang dihasilkan dari mesin dan diteruskan menuju roda penggerak dapat dihasilkan secara otomatis.
- Dengan Sistem CVT, maka sahabat tidak perlu memindah gigi secara manual karena sistem ini memiliki rasio gigi yang sangat tepat sesuai dengan putaran mesin.
- Pengaplikasian Sistem CVT Tidak menimbulkan terjadi hentakan saat proses pemindahan gigi (sehingga perpindahan gigi lebih lembut dan halus).
- Perubahan kecepatan pada kendaraan dengan sistem CVT ini sangat lembut sert memiliki kemampuan mendaki yang relatif baik.
- Sangat cocok digunakan pada jalanan yang macet atau area perkotaan.
Kelemahan Sistem CVT
Meskipun demikian ternyata dibalik kelebihan-kelebihan diatas, sistem CVT juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan, diantaranya sebagai berikut:- Kapasitas torsi yang dapat dicapai oleh sebuah kendaraan dengan sistem CVT relatif lebih terbatas dibandingkan dengan kendaraan dengan sistem transmisi manual. Sehingga tarikan awal agak terasa lemot.
- Jika terjadi kerusakan, biaya perbaikannya akan relatif lebih mahal dibanding kendaraan yang mengaplikasikan transmisi manual.
- Pada CVT dengan Pulley dan V-Belt dapat dimungkinan terjadinya slip sehingga respon transmisi seakan-akan lebih lambat.
- Tidak cocok untuk kendaraan yang sering digunakan pada medan berat seperti jalanan berlumpur dan daerah pegunungan dengan tanjakan dan turunan yang ekstrim.
Nama Komponen CVT Beserta Gambar
Pada kali ini kita akan mengulas sistem CVT pada sebuah Sepeda motor, sistem CVT pada sepeda motor agar dapat menjalankan fungsibya dengan baik karena tersusun dari berbagai komponen penyusunnya, berikut ini komponen-komponen CVT motor matic beserta fungsinya masing-masing:
Transmision Case
Tarnsmision case memiliki fungsi sebagai komponen-komponen CVT motor matic dari kotoron baik yang berupa debu maupun air yang dapat mengganggu kinerja dari komponen sistem CVT itu sendiri.
Secondary pulley (Secondary fixed sheeve)
Secondary fixed sheeve pada sebuah sistem CVT motor matik memiliki fungsi untuk menghubungkan poros sekunder pada secondary pulley pada sistem CVT secara tetap. Pada secondary pulley ini terdiri dari 2 sisi yaitu sisi fixed sheeve dan sisi sliding sheeve.
Secondary Sliding Sheeve
Secondary sliding sheeve pada sistem CVT berfungsi sebagai pengatur besar kecilnya diameter pada secondary pulley. Secondary sliding sheeve ini memiliki bentuk tirus dengan maksud agar pergerakannya dapat mempengaruhi lebar lilitan pada V - belt pada sistem CVT.
Secondary Sheeve Spring
Secondary spring sheeve atau juga disebut pegas pengembali pada secondary pulley sistem CVT ini memiliki fungsi untuk mengembalikan posisi secondary pulley ke posisi awal dimana posisi V-belt terluar.
Saat kondisi normal maka spring ini akan menjaga posisi secondary sliding sheeve kondisi rapat sehingga diameter secondary pulley membesar, sedangkan ketika primary pulley berputar maka roller didalam primary sliding sheeve tidak hanya mengatur pergerakan primary sliding sheeve ini saja, akan tetapi juga akan melawan daya pegas pada secondary sheeve spring pada secondary pulley alhasil pembesaran diameter pada primary pulley mengakibatkan pengecilan diameter pada secondary pulley pada sistem CVT.
Poros Sekunder (Secondary Shaft)
Poros sekunder terdapat pada secondary pulley yang mana komponen sistem CVT ini memiliki fungsi sebagai penerus putaran yang berasal dari secondary pulley menuju kopling sentrifugal (kopling ganda).
Clutch Carrier (Kopling Sentrifugal)
Kopling sentrifugal atau lebih dikenal dengan istilah kopling ganda memiliki fungsi untuk memutus dn menghubungkan tenaga putar dari mesin (Secondary Shaft) menuju roda penggerak (roda belakang).
Kopling centrifugal ini bekerja berdasarkan gaya centrifugal, jadi pada saat secondary shaft berputar maka kopling centrifugal ini juga akan ikut berputar. Berputarnya kopling sentrifugal ini akan menghasilkan gaya sentrifugal yang akan mengakibatkan kopling bergerak kearah luar (membesar) dan akhirnya terhubung ke clutch housing.
Rumah kopling ganda (Clutch Housing)
Rumah Kopling atau clutch housing ini berfungsi untuk menerima putaran dari kopling centrifugal yang selanjutnya akan diteruskan menuju roda penggerak (roda belakang).
Pada saat kopling centrifugal berputar pada RPM rendah maka gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh kopling sentrifugal masih kecil sehingga tidak mampu membuat rumah kopling ini ikut berputar.
Akan tetapi ketika RPM mesin bertambah tinggi maka gaya centrifugal yang dihasilkn akan semakin besar juga sehingg kopling sentrifugal akan bergesekan dengan rumah kopling dan alhasil rumah kopling akan ikut berputar dan terjadi perpindahan tenaga putar dari kopling centrifugal menuju rumah kopling dan kemudian ke roda penggerak.
Torsi cam
Torsi Cam pada sistem CVT motor matic ini memiliki bentuk seperti pelor dalam lupang memanjang pada secondary pulley. Pada saat mesin sepeda motor memerlukan torsi yang lebih besar saat melintasi jalan yang menanjak atau beban berat maka beban pada roda belakang sepeda motor akan meningkat dan kecepatannya menurun. Sehingga hal ini akan mengakibatkan posisi V-belt akan kembali seperti semula yaitu sama ketika kendaraan diam.
Pada saat ini Drive pulley atau primery pulley akan membuka sehingga diameter primery pulley mengecil dan dudukan V-belt membesar, sehingga kecepatan turun. saat inilah torsi cam bekerja, dimana torsi cam ini akan menahan pergerakan driven pulley atau secondary pulley agar tidak langsung menutup. sehingga kecepatan kendaraan tidak langsung drop. Alhasil saat putaran gas ditambah untuk memperoleh torsi yang lebih besar maka mesin tidak terlalu berat mengembalikan CVT bekerja pada kecepatan yang lebih tinggi.
Torsi cam ini juga akan bekerja pada saat sepeda motor berakselerasi dari kondisi diam ke kondisi berjalan.
V-Belt
V-belt pada sistem CVT memiliki fungsi untuk meneruskan putaran mesin dari primery pulley menuju secondary pulley.
Gigi Reduksi
Gigi reduksi berfungsi untuk menaikkan tenaga atau torsi yang dihasilkan oleh CVT yang akan dikirim ke poros roda penggerak pada roda belakang sepeda motor dengan menggunakan jenis roda gigi tipe helical pada roda gigi reduksi ini.
Primary Pulley (Primary Fixed Sheeve)
Primary fixed sheeve pada sebuah sistem CVT motor matik memiliki fungsi untuk menghubungkan poros primer pada primary pulley pada sistem CVT secara tetap. Pada primary pulley ini terdiri dari 2 sisi yaitu sisi fixed sheeve dan sisi sliding sheeve.
Primary Sliding Sheeve
Merupakan sisi bagian primary pulley yang menghubungkan poros primer pada primery pullry secara tidak tetap sehingga dapt berherak bebas arah kiri dan kanan untuk memperkecil dan memperbesar diameter primery pulley.
Ketika primary sliding sheeve ini bergerak bergerak mendekati primary fixed sheeve karena kerja roller maka diameter primery pulley ini akan membesar dan ketika primary sliding sheeve berherak menjauhi primary fixed sheeve maka diameter primery pulley ini akan mengecil.
Poros Primer (Primary Shaft)
Primary shaft pada sistem CVT memiliki berfungsi sebagai penghubung putaran mesin dari crankshaft (kruk as) menuju primery pulley. Komponen ini terhubung dengan crankshaft mesin secara tetap. Alhasil RPM mesin akan sama dengan RPM primary shaft ini.
Spacer
Spacer ini memiliki fungsi sebagai poros pada dinding bagian dalam primery pulley agar dinding bagian dalam primery sliding sheeve dapat bergerak lembut seiring dengan kerja roller.
Slide piece
Slide piece pda sistem CVT berfungsi untuk meredm getaran pada rumah roller yang dihasilkan pada saat roller bekerja pada primery sliding sheeve. Jumlah slide piece ini biasanya 3 pcs dan jika komponen ini mengalami kerusakan maka akan menimbulkan suara klok-klok pada saat mesin hidup pada putaran idle.
Roller
Roller atau pemberat ini berfungsi untuk mengatur pergerakan primary sliding sheeve dengan berdasarkan prinsip gaya centrifugal. Dimana gerakan sebuah roller ini akan cenderung menjauhi pusat putaran. Karena alur roller pada primery sliding sheeve yang didesain lebih condong kedepan, maka pergerakan roller ini tidak sepenunya menjauhi poros putaran melainkan akan dibelokkan kearah depan. Pergerakan inilah yang mengkibatkan primery sliding sheeve bergerak kedepan untuk memperbesar diameter primery pulley saat primery Fixed sheeve berputar pada RPM tinggi.
Cam
Komponen ini terletak pada bagian drive pulley atau primery pulley, pada sistem CVT motor matic komponen ini memiliki fungsi sebagai tumpuan dari roller atau pemberat ketika roller terlepar menjauhi pusat putaran karena gaya centrifugal sehingga dapat meneruskan putaran dari poros engkol menuju primery sliding sheeve.
Demikian Ulasan Kami tentang Komponen CVT Motor Matic Beserta Fungsinya, Semoga dapat menambah wawasan kita semua, jangan lupa kunjungi juga artikel pilihan kami berikut ini.